
- Apa sebenarnya obligasi ritel itu?
- Alasan pemerintah menerbitkan obligasi
- Cara menentukan jumlah bunga terhutang pada obligasi ritel yang diterbitkan di Indonesia
- Petunjuk pembelian obligasi negara ritel (ORI)
- Lakukan penyesuaian sesuai dengan tujuan keuangan Anda
- Manfaat yang terkait dengan obligasi ORI dan obligasi negara ritel
- Berinvestasi di ORI mungkin memiliki beberapa bahaya
- Ada tujuh perbedaan utama antara ORI dan SBR
- Pemikiran akhir
Penjelasan Lengkap Obligasi Ritel Indonesia (ORI)
Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dapat digunakan sebagai diversifikasi. Diversifikasi merupakan strategi keuangan yang digunakan untuk mengurangi kerugian pada investor.
- Apa sebenarnya obligasi ritel itu?
- Alasan pemerintah menerbitkan obligasi
- Cara menentukan jumlah bunga terhutang pada obligasi ritel yang diterbitkan di Indonesia
- Petunjuk pembelian obligasi negara ritel (ORI)
- Lakukan penyesuaian sesuai dengan tujuan keuangan Anda
- Manfaat yang terkait dengan obligasi ORI dan obligasi negara ritel
- Berinvestasi di ORI mungkin memiliki beberapa bahaya
- Ada tujuh perbedaan utama antara ORI dan SBR
- Pemikiran akhir
Seperti yang sudah menjadi pengetahuan umum, ada berbagai macam sarana keuangan yang bisa kita gunakan untuk melakukan investasi. Ini termasuk saham, obligasi, reksadana, deposito, dan sejumlah opsi lainnya. Sebagai permulaan, ada satu sarana keuangan, yang dikenal sebagai Obligasi Negara Ritel atau ORI, yang disediakan oleh pemerintah untuk Anda masing-masing dan setiap orang. Mengenai obligasi, dalam pertemuan sebelum yang satu ini, kami membahas dengan sangat rinci tentang apa itu obligasi dan bagaimana cara kerjanya. ORI adalah salah satu dari tiga jenis obligasi yang berbeda yang dapat kami tawarkan sebagai peluang investasi. Bagi Anda yang telah menghabiskan waktu yang cukup lama di dunia investasi, tidak diragukan lagi, sudah tidak asing lagi dengan ORI ini.
Penyebutan singkat tentang ORI ini karena ORI merupakan salah satu sarana investasi yang berbentuk SBN atau surat berharga negara. Sudah menjadi rahasia umum bahwa obligasi merupakan salah satu kendaraan investasi yang memiliki tingkat risiko yang berada di ujung bawah spektrum. Namun bukan berarti instrumen keuangan ini tidak memiliki kekurangan; ada juga kekurangan tertentu yang perlu Anda waspadai, dan kita juga akan membahasnya nanti dalam percakapan. Mengenai ORI, pada pertemuan kali ini kita akan membahas secara mendalam tentang apa itu ORI, manfaatnya, cara membeli, cara menghitung bunga ORI, serta kelebihan dan kekurangan berinvestasi di ORI khusus ini.
Dalam hal pembelian obligasi pemerintah, Anda memiliki opsi untuk melakukannya melalui sejumlah layanan yang berbeda. Anda dapat menemukan panduan yang menjelaskan cara membeli obligasi pemerintah yang telah kami tulis di postingan sebelumnya jika Anda tertarik untuk membacanya. Anda bebas menggunakan percakapan komprehensif yang telah dilakukan atas akuisisi ORI sebagai referensi. Sekarang, tanpa basa-basi lagi, mari kita lihat informasi yang paling komprehensif mengenai obligasi ritel dan apa itu (ORI).
Apa sebenarnya obligasi ritel itu?
Di awal pembicaraan, kami tidak membuang waktu untuk langsung masuk ke dalam diskusi tentang apa itu Obligasi Ritel (ORI). Karena tingkat risiko minimal yang terlibat, obligasi ritel, juga dikenal sebagai ORI, dianggap sebagai salah satu jenis investasi yang paling aman. Bentuk ORI adalah surat utang yang pertama kali diterbitkan oleh pemerintah Indonesia dan kemudian disediakan untuk masyarakat umum secara perorangan. Dalam skenario khusus ini, Pemerintah pada akhirnya akan membayar utang Obligasi adalah kepada investor sampai masa jatuh tempo disertai dengan pengembalian, yang sering disebut sebagai kupon.
Investor yang membeli ORI atau SBN lainnya dari pemerintah tidak diragukan lagi akan memenuhi syarat untuk mendapatkan kupon atas pembelian mereka. Potongan dari kupon tersebut akan diberlakukan setiap bulannya. Karena nilai kupon ORI telah ditentukan sebelumnya secara bulanan, maka tidak terpengaruh oleh pergeseran nilai pasar surat berharga bahkan ketika pergeseran itu terjadi. Obligasi sangat disarankan karena faktor ini. Selain itu, investor mungkin memperoleh manfaat lebih lanjut dari fakta bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menjual kembali investasi mereka di pasar sekunder kepada investor lain. Anda dapat melihat beberapa kualitas ORI yang unik dan membedakannya dari jenis obligasi lainnya, seperti obligasi korporasi atau lainnya. Berikut ini adalah beberapa karakteristik ORI yang dapat Anda lihat di sini.
Ada kemungkinan untung dan rugi dari segi modal.
Nilai nominal kupon ORI 020 atau berapapun akan selalu sama (fixed rate).
Pasar Sekunder adalah tempat investor dapat saling menukar ORI.
Investasi awal yang diperlukan untuk memperoleh ORI minimal Rp1 juta dan bisa mencapai maksimal Rp3 miliar.
Overseas Relief Initiative (ORI) adalah semacam bantuan publik yang diberikan kepada pemerintah untuk membantunya dalam pelaksanaan berbagai program yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat. Program-program ini termasuk infrastruktur, perawatan kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Produk keuangan dengan tingkat risiko rendah yang menawarkan suku bunga yang lebih tinggi daripada yang ditawarkan pada deposito dan juga melebihi inflasi. Nilai rupiah akan semakin menguat dengan semakin banyaknya investor yang membeli saham ORI. Melalui perolehan aliran pendapatan tambahan, ORI mampu membantu pemerintah dalam menutupi kesenjangan dalam APBN.
Alasan pemerintah menerbitkan obligasi
Tujuan penerbitan SBN oleh pemerintah adalah untuk menyediakan sumber pendanaan alternatif untuk berbagai kebutuhan yang terkait dengan program pemerintah, dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan umum penduduk. Uang yang dikumpulkan oleh SBN akan digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk mendukung berbagai program yang berkaitan dengan pemerataan pembangunan nasional, kesehatan, dan pendidikan, dan lain-lain. Sudah menjadi rahasia umum bahwa perekonomian seluruh dunia, termasuk Indonesia, mengalami volatilitas yang cukup tinggi. Akibatnya, pemerintah perlu merancang sejumlah solusi yang berbeda sebagai sumber pendanaan alternatif untuk berbagai program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umum penduduk.
Dengan meminta investasi dari masyarakat umum Indonesia, Obligasi Ritel Indonesia berusaha mencapai tujuan utamanya untuk mengurangi defisit anggaran nasional. Jika investor membeli ORI ini, ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya memiliki kesempatan untuk menumbuhkan keuangan mereka sendiri, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan bangsa. Setelah beberapa waktu berlalu, uang yang terkumpul dari investasi akan digunakan untuk membantu pertumbuhan negara. Selain itu, nilai mata uang rupiah juga dapat meningkat sebagai hasil dari kontribusi yang diberikan oleh masyarakat.
Cara menentukan jumlah bunga terhutang pada obligasi ritel yang diterbitkan di Indonesia
Bagi Anda yang baru memulai dunia keuangan mungkin bertanya-tanya, "Berapa keuntungan yang bisa saya dapatkan dari investasi ORI?" Perhatikan ilustrasi cara menghitung keuntungan ORI dengan menggunakan perhitungan manual berikut ini. Apabila Anda adalah investor pemula yang melakukan pemesanan ORI dengan minimal pemesanan Rp1 juta (1 unit), berikut ini adalah perhitungan yang harus dilakukan dengan menggunakan tingkat suku bunga 4,95 persen:
Rp1 juta dikalikan 4,95 persen adalah Rp49.500 ribu per tahun
500 ribu dibagi 12 bulan adalah Rp4.125 untuk setiap bulannya
125 dikalikan 15%, yang merupakan pajak penghasilan, sama dengan Rp618,75 per bulan, kupon bersih. Rp3.506,25 Rp3.506,25 dikalikan 36 bulan (untuk total jatuh tempo 3 tahun) Sama dengan Rp126.225
Lalu, apa saran yang akan Anda berikan kepada seseorang yang baru memulai sebagai investor ORI dan ingin menginvestasikan Rp5 juta di ORI? Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Rp5 juta dikalikan 4,95% adalah Rp247.500 per tahun
Rp247.500: 12 bulan sama dengan Rp20.625; 625 dikalikan 15% (pajak penghasilan) sama dengan 3.093,75; kupon bersih sama dengan Rp17.531,25; 531,25 dikalikan 36 sama dengan Rp631.125
Selain bunga atau imbal hasil yang besar, investasi pada obligasi ritel Indonesia memiliki sejumlah keuntungan lain, antara lain sebagai berikut:
Hukum menjamin kupon dan prinsipnya.
Kupon dengan tingkat bunga yang konstan hingga saat jatuh tempo
Dapat diperjualbelikan di pasar sekunder (antar investor domestik)
Berpotensi untuk mendapatkan keuntungan modal
Diperdagangkan di pasar bebas yang terorganisir menggunakan platform perdagangan elektronik (ETP)
Kupon yang diusulkan menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih besar daripada tingkat pengembalian yang biasa dibayarkan pada deposito di bank-bank milik negara.
Tanggal 15 setiap bulan adalah hari dimana pemegang kupon dibayar.
Tersedianya penawaran harga penawaran dari Mitra Distribusi atau pihak lain yang bekerjasama dengan mitra distribusi Dapat disewakan kepada pihak lain atau diperjanjikan kepada mereka (sesuai dengan kebijakan masing-masing mitra distribusi).
Kemungkinan menderita kerugian yang relatif kecil. Masyarakat bekerja sama untuk berkontribusi dalam pendanaan proyek-proyek pembangunan nasional, seperti yang sedang berlangsung saat ini menyusul wabah Covid-19. Nasihat tentang cara mendapatkan keuntungan sebesar mungkin dari investasi obligasi ritel Indonesia di pasar sekunder:
Ketika saatnya tepat, yaitu setelah periode penyimpanan minimum yang ditunjukkan dalam setiap seri telah berakhir, Anda harus melakukan penjualan.
Anda harus melakukan penjualan di lokasi yang sama dengan tempat Anda membeli ORI. Misalnya, jika Anda membeli sesuatu di BCA, Anda dapat menjualnya kembali di BCA.
Pertama, perhatikan harga yang diminta.
Jual saat ada permintaan yang signifikan dari banyak pihak pada ORI di pasar perdana.
Hindari menjual saat investasi sudah mendekati masa kadaluarsa.
Ketika Anda memiliki kebutuhan uang yang mendesak, sebaiknya jangan menjual apapun.
Petunjuk pembelian obligasi negara ritel (ORI)
Di Pasar Perdana, ORI dapat dibeli oleh perorangan atau individu warga negara yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku. Di sisi lain, investor domestik, baik perorangan maupun institusi, memiliki kesempatan untuk membeli ORI di Pasar Sekunder. Menurut situs www.kemenkeu.go.id, berikut ini adalah cara memperoleh obligasi ritel Indonesia:
1. Pendaftaran
Proses pendaftaran dapat dimulai kapan saja, termasuk sebelum dimulainya masa penawaran SBN Ritel. Pada platform elektronik yang disediakan oleh Mitra Distribusi (Midis), calon investor dapat mendaftarkan diri dengan memasukkan data. Data tersebut dapat mencakup antara lain informasi pribadi, nomor Single Investor Identification (nomor SID), nomor Rekening Dana, dan nomor Rekening Efek. Calon investor yang berminat untuk berinvestasi tetapi belum memiliki nomor SID, Rekening Dana, atau Rekening Efek dapat menghubungi Midis. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yang berfungsi sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian, adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk menerbitkan Single Investor Identification (SID), yang juga dikenal sebagai Nomor Tunggal Identitas Pemodal.
2. Pemesanan
Setelah pendaftaran berhasil, calon investor diharuskan mempelajari informasi yang termasuk dalam memorandum informasi sebelum melakukan pemesanan dokumen ORI021. Selama ORI020 ditawarkan, dan hanya pada saat itu, pemesanan dapat dilakukan.
3. Pembayaran
Setelah validasi pesanan, calon investor akan mendapatkan nomor pembayaran (juga dikenal sebagai kode penagihan) melalui email atau pesan teks, tergantung pada prosedur yang digariskan oleh masing-masing Mitra Distribusi. Kode pembayaran diperlukan untuk menyetorkan dana investasi secara tepat waktu melalui Bank Persepsi (teller, ATM, online banking, dan mobile banking) / Pos / Lembaga Persepsi lainnya.
4. Konfirmasi
Setelah pembayaran diterima, calon investor akan diberikan NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) dan pemberitahuan bahwa pesanannya telah terpenuhi. Selain itu, calon investor akan diberikan alokasi ORI021 pada hari penyelesaian/penerbitan. Setelah penyelesaian, investor dapat mengajukan permintaan kepada Mitra Distribusi untuk mendapatkan Bukti Konfirmasi Kepemilikan ORI021.
Lakukan penyesuaian sesuai dengan tujuan keuangan Anda
ORI adalah instrumen keuangan yang harus dipertimbangkan secara serius sebagai pilihan potensial bagi investor. Dengan mempertimbangkan bahwa bahaya yang terkait dengannya cukup rendah, sementara potensi keuntungannya sangat menggembirakan. Karena itu, penting bagi Anda untuk menyesuaikan kembali tujuan keuangan Anda ketika berhadapan dengan jenis investasi ini. terutama karena ORI memiliki fase jatuh tempo yang agak lama, yaitu minimal 5 tahun. Untuk memastikan bahwa investasi Anda seefektif mungkin, penting untuk memikirkan potensi kekurangannya, serta potensi keuntungannya.
Manfaat yang terkait dengan obligasi ORI dan obligasi negara ritel
Berinvestasi pada Obligasi ORI atau obligasi negara ritel dapat memberikan sejumlah manfaat bagi investor, antara lain sebagai berikut:
Lebih aman
ORI Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah termasuk obligasi, yang sering dikenal dengan obligasi negara ritel. Hasilnya, jauh lebih aman dan bebas dari kemungkinan gagal bayar.
Proporsi keuntungan yang tinggi, dan dijamin
Manfaat lainnya adalah tingkat produksi yang cepat. Selain itu, ORI dapat berkomitmen untuk menutupi kebutuhan mendesak Anda jika diperlukan.
Beban pajak yang moderat
Sekitar 15%, pajak atas Obligasi ORI seperti halnya obligasi negara ritel cukup ringan. Berbeda dengan deposito berjangka yang tarif pajaknya bisa mencapai 20%, yang satu ini cukup rendah.
Pembayaran reguler
Obligasi ORI atau yang juga dikenal dengan obligasi negara ritel, memiliki tingkat bunga yang telah ditentukan. Oleh karena itu, uang yang diinvestasikan lebih terjamin.
Berkontribusi untuk kemajuan bangsa
Melalui pembelian obligasi pemerintah ini, pemerintah mendorong keterlibatan dalam proses pertumbuhan nasional. Paling sedikit adalah Rp 1 juta, sedangkan jumlah tertinggi adalah Rp 3 miliar.
Berinvestasi di ORI mungkin memiliki beberapa bahaya
Kemudian, dari segi bahaya, ada dua jenis risiko yang mungkin terjadi jika Anda memilih ORI sebagai tempat berinvestasi, yaitu sebagai berikut:
Ketika Anda menjual ORI sebelum masa jatuh temponya, Anda membuka diri terhadap kemungkinan mengalami risiko likuiditas. Sebagai akibatnya, Anda akan kesulitan menjual ORI di pasar sekunder dengan harga yang wajar.
Risiko pasar mengacu pada kemungkinan kerugian finansial sebagai konsekuensi dari penurunan harga pasar di pasar sekunder. Investasi ORI rentan terhadap risiko ini. Ketika Anda menjual ORI sebelum jatuh tempo di pasar sekunder, Anda akan mengalami kerugian, yang analog dengan risiko likuiditas.
Ada tujuh perbedaan utama antara ORI dan SBR
Jika Anda memahami setiap aspeknya, Anda akan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menangani Surat Berharga Negara ini. Salah satunya adalah karakteristik yang membedakan keduanya satu sama lain. Oleh karena itu, sepanjang perbincangan kali ini, Anda akan dapat mempelajari perbedaan ORI (Obligasi Negara Ritel) dan SBR, yang keduanya memberikan beberapa keuntungan bagi investor. Penjelasan mendalam berikut ini akan menjelaskan banyak perbedaan yang mungkin dibuat antara ORI (Obligasi Negara Ritel) dan SBR (Saving Bond Ritel):
1. Menurut kupon
Berdasarkan kupon yang sekarang tersedia, Anda akan dapat membedakan antara ORI (Obligasi Negara Ritel) dan SBR (Saving Bond Ritel). Tergantung pada opsi yang mereka pilih, investor akan mendapatkan kupon atau pembayaran bunga dalam kisaran jumlah yang bervariasi. Kupon untuk obligasi yang diterbitkan oleh ORI Surat Utang Negara akan diterbitkan dengan tingkat bunga tetap yang telah ditentukan. Dengan demikian, perhitungannya akan mengacu pada bunga yang telah ditetapkan di awal dan akan terus berlanjut hingga tanggal jatuh tempo. Tidak akan ada perubahan sama sekali terhadap nilai bunga ini. Di sisi lain, dengan SBR, Anda dapat menerima kupon obligasi mengambang (Floating with Floor).
Dalam hal ini penilaian jumlah akan mengikuti tingkat bunga standar yang saat ini berlaku. Tingkat reverse repo ini akan terus bergeser setiap tiga bulan sekali ke depannya. Kupon mengambang yang memiliki batas minimum disebut sebagai "Floating with Floor". Jumlah awal yang ditentukan sebagai nilai kupon yang akan diperoleh investor mungkin akan menjadi lebih tinggi. Namun, nilai kupon juga bisa turun, tetapi tidak akan pernah berada di bawah batas minimum yang telah ditetapkan. Besarnya kupon SBR akan dimodifikasi sesuai dengan pergeseran tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia atau 7 Day Reverse Repo Rate (7DRRR), yang berfungsi sebagai titik acuan.
2. Metode pembayaran dengan menggunakan kupon
Tidak hanya nilai nominal kupon yang bervariasi, tetapi aspek lainnya juga berbeda. Ada perbedaan yang signifikan dalam cara pembayaran dua jenis obligasi ritel yang berbeda, yang dikenal sebagai Obligasi ORI (Obligasi Negara Ritel) dan SBR (Saving Bond Ritel). Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa jadwal yang disediakan bervariasi tergantung pada Surat Utang Negara. Anda akan menerima pembayaran kupon pada tanggal 15 setiap bulannya jika Anda memiliki ORI (Obligasi Negara Ritel). Sementara itu, jika Anda memilih SBR sebagai pilihan investasi Anda, pembayaran akan dikirim pada tanggal 10 setiap bulannya. Anda akan dapat mengambil uang pada hari kerja berikutnya selama jam kerja normal jika ada hari merah di antara tanggal-tanggal ini.
3. Menurut pasar
Satu perbedaan lagi terlihat ketika melihat masalah ini dari sudut pandang penilaian pasar. Di Pasar Perdana, proses penyediaan sekuritas ORI dan SBR akan memakan waktu lebih dari satu bulan. Agen penjual obligasi adalah pihak yang bertanggung jawab untuk memfasilitasi penawaran ini. Setelah prosedur penawaran SBR ini selesai, maka SBR tidak dapat lagi langsung ditawarkan kepada investor lain melalui Pasar Sekunder. Hal ini karena SBR tidak memiliki fasilitas yang diperlukan untuk melakukan transaksi tersebut. Sebaliknya, Anda bebas melakukan swap Obligasi ORI setiap saat di Pasar Sekunder. Hal ini dapat Anda lakukan apabila Anda sedang membutuhkan dana untuk keadaan darurat atau Anda ingin memperoleh keuntungan finansial pada saat harga naik.
4. Ada variasi dalam seri penerbitan
Perbedaan dalam seri penerbitan adalah titik perbandingan berikutnya yang menjelaskan perbedaan ini. Mengenai ORI, tahun 2006 adalah tahun ketika pemerintah pertama kali mendistribusikannya. Pada saat ini, seri ini telah berkembang menjadi ORI020. Selama ini, pemerintah mengeluarkan seri SBR pada tahun 2014. Kekurangan anggaran negara ditutupi oleh jenis investasi khusus ini. SBR yang telah dikeluarkan oleh pemerintah hingga saat ini semuanya merupakan bagian dari seri SBR010.
5. Waktu yang dihabiskan untuk berinvestasi
Perbedaan berikut ini, yang dapat Anda pelajari dari masa investasi kepemilikan surat berharga negara, menyangkut durasi investasi. Sedangkan, waktu Obligasi Ritel Indonesia (ORI) memiliki waktu jatuh tempo setelah transaksi dilakukan untuk jangka waktu tiga tahun. Sebaliknya, jika Anda memilih jenis investasi SBR, Anda akan menerima tanggal jatuh tempo dua tahun setelah transaksi diselesaikan melalui rute khusus ini. Perbedaan ini cukup signifikan karena fakta bahwa itu adalah satu tahun dihapus dari ORI. Menanggapi perbedaan ini, Anda tidak perlu khawatir. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa tujuan masing-masing investor akan menentukan apakah investasi sesuai untuk mereka.
6. Keuntungan yang didapat
Menghasilkan keuntungan, tanpa diragukan lagi, adalah tujuan utama kebanyakan orang yang menginvestasikan uang mereka. Di sisi lain, perbedaan antara ORI dan SBR dapat ditentukan hanya berdasarkan jumlah keuntungan. Anda berpeluang memperoleh capital gain dengan investasi di Obligasi ORI. Melalui proses penjualan surat berharga dengan harga yang lebih besar dari harga saat Anda membeli surat berharga tersebut. Perlu Anda ingat bahwa investor lain mungkin tidak selalu menganggap ORI (Obligasi Negara Ritel) sebagai investasi yang menarik. Akibatnya, Anda mungkin dapat menjualnya dengan harga yang lebih murah daripada harga awal saat Anda membelinya. Menunggu sampai jatuh tempo adalah pilihan lain yang dapat Anda buat untuk menghindari masalah ini. SBR adalah sama sekali tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga obligasi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa sekuritas SBR tidak memungkinkan akumulasi capital gain karena nilai prinsipnya hanya dapat diklaim kembali setelah sekuritas mencapai jatuh tempo.
Pemikiran akhir
Mempertimbangkan informasi yang telah dipaparkan sebelumnya tentang apa itu Obligasi Ritel (ORI). Dari informasi yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ORI merupakan salah satu dari tiga jenis obligasi yang dapat dibeli melalui jasa yang telah mendapatkan izin dari pemerintah dan telah terdaftar di OJK. Pelajari tentang beberapa potensi keuntungan serta potensi kerugian dari berinvestasi dalam obligasi sehingga Anda dapat membuat keputusan yang tepat tentang obligasi mana yang akan dibeli di masa depan. Hal terpenting yang perlu diingat adalah jangan pernah menjual Obligasi ORI atau obligasi negara ritel sebelum jatuh tempo. Ini akan memastikan bahwa Anda terus menerima pengembalian yang sehat. Ini karena fakta bahwa jika Anda melakukannya, Anda berisiko kehilangan uang. Dalam hal investasi, hampir dapat dipastikan bahwa rencana keuangan dan modal akan mengalami perubahan yang cepat.
Artikel Populer
- 25 Orang Terkaya di Dunia Tahun 2023
Dibandingkan dengan tahun lalu, 25 orang terkaya ini lebih miskin $200 miliar dibandingkan tahun lalu, namun kekayaan mereka masih $2,1 triliun.
2024-01-30
TOPONE Markets Analyst
menanti

Bonus rabat untuk membantu investor berkembang di dunia trading!